Bakteri
Bakteri (dari
kata Latin bacterium;
jamak: bacteria) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran
inti sel.Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil
(mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa
kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit,
sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, danindustri. Struktur sel bakteri relatif
sederhana: tanpa nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal
inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan
sel eukariot yang lebih kompleks.
Bakteri dapat ditemukan di hampir
semua tempat: di tanah, air, udara,
dalam simbiosis dengan organisme lain maupun
sebagai agen parasit (patogen),
bahkan dalam tubuh manusia.Pada umumnya, bakteri berukuran 0,5-5 μm, tetapi ada
bakteri tertentu yang dapat berdiameter hingga 700 μm, yaitu Thiomargarita. Mereka
umumnya memiliki dinding sel, seperti
sel tumbuhan dan jamur,
tetapi dengan bahan pembentuk sangat berbeda (peptidoglikan). Beberapa jenis bakteri
bersifat motil (mampu bergerak) dan mobilitasnya ini disebabkan oleh flagel.
Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini
menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum
ditemukannya mikroskop. Barulah
setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan tetapi,
perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting
seperti Robert Hooke, Antoni
van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn,
dan Robert Koch. Istilah bacteriumdiperkenalkan
di kemudian hari oleh Ehrenberg pada
tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang
memiliki arti "batang-batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri
berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang
ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang
mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri.
Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarahwan
berkebangsaan Inggris, menulis sebuah
buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang
berisi hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop
sederhana. Akan tetapi, Robert Hooke masih belum dapat menumukan struktur
bakteri. Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai
tubuh buah kapang. Walau demikian, buku inilah yang
menjadi sumber deskripsi awal dari mikroorganisme.
Antoni
van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era
yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat
sederhana. Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia membuat mikroskop
rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk mengamati makhluk mikroskopik ini
pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni
van Leeuwenhoek berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada
tahun 1676. Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian
dipublikasikan pada tahun 1684. Penemuan ini segera mendapat banyak
konfirmasi dari ilmuwan lainnya. Sejak saat itulah, tidak hanya ilmu
tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang.
Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis
berkebangsaan Breslau (sekarang Polandia). Hasil
penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap
panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada
penemuan kelompok bakteri penghasil endospora yang
resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn juga berhasil menjelaskan
siklus hidup bakteri Bacillus yang
sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan
panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana
dan mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada
kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar,
erlenmeyer, dan tabung reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain,
Robert Koch.
Robert Koch (1843-1910), seorang ahli fisika berkebangsaan Jerman,
banyak melakukan penelitian mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Ilmuwan pada
awalnya mempelajari penyakit antraks yang banyak
menyerang hewan ternak. Penyakit ini
disebabkan oleh Bacillus anthracis,
salah satu bakteri penghasil endospora. Robert Koch juga merupakan orang
pertama yang berhasil mendapatkan isolat murni Mycobacterium
tuberculosis, bakteri penyebab penyakit tuberkulosis. Berdasarkan dua penelitian
mengenai penyakit ini, Robert Koch berhasil membuat Postulat Koch, sebuah teori
mengenai mikroorganisme spesifik untuk penyakit yang spesfik. Beliau juga
berhasil menemukan metode untuk mendapatkan isolat murni dari bakteri. Penemuan
lainnya adalah penggunaan media kultur padat untuk menumbuhkan bakteri di
luat habitat aslinya. Pada awalnya ia
menggunakan potongan kentang dan kemudian
dikembangkan dengan menggunakan nutrien gelatin. Penggunaan nutrien gelatin masih
memiliki banyak kekurangan yang pada akhirnya penggunaanya digantikan dengan
agar (sejenis polisakarida) yang
digagas oleh istri Walter
Hesse yang juga bekerja bersama Robert Koch.
Struktur sel
Banyak bakteri memiliki struktur di luar sel
lainnya seperti flagel dan fimbria yang digunakan untuk
bergerak, melekat dan konjugasi. Beberapa
bakteri juga memiliki kapsul yang beperan dalam melindungi sel bakteri dari
kekeringan dan fagositosis. Struktur kapsul inilah yang sering
kali menjadi faktor virulensi penyebab penyakit, seperti yang ditemukan pada Escherichia coli dan Streptococcus pneumoniae. Bakteri juga
memiliki kromosom, ribosom, dan beberapa spesies
lainnya memiliki granula makanan, vakuola gas, dan magnetosom. Beberapa bakteri
mampu membentuk diri menjadi endospora yang membuat mereka mampu
bertahan hidup pada lingkungan ekstrim. Clostridium botulinum merupakan salah satu contoh bakteri penghasil endospora yang
sangat tahan suhu dan tekanan tinggi, dimana bakteri ini juga termasuk golongan
bakteri pengebab keracunan pada makanan kaleng.
Morfologi bakteri
§
Kokus (Coccus) adalah bakteri yang berbentuk
bulat seperti bola dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
§
Mikrococcus,
jika kecil dan tunggal
§
Diplococcus,
jka berganda dua-dua
§
Tetracoccus,
jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
§
Sarcina,
jika bergerombol membentuk kubus
§
Staphylococcus,
jika bergerombol
§
Streptococcus,
jika bergandengan membentuk rantai
§
Basil (Bacillus) adalah kelompok bakteri yang
berbentuk batang atau silinder, dan mempunyai variasi sebagai berikut:
§
Diplobacillus,
jika bergandengan dua-dua
§
Streptobacillus,
jika bergandengan membentuk rantai
§
Spiral (Spirilum) adalah bakteri yang berbentuk
lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
§
Vibrio,
(bentuk koma), jika lengkung kurang dari setengah lingkaran (bentuk koma)
§
Spiral,
jika lengkung lebih dari setengah lingkaran
§
Spirochete,
jika lengkung membentuk struktur yang fleksibel.
Bentuk tubuh/morfologi bakteri
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, medium, dan usia. Walaupun secara
morfologi berbeda-beda, bakteri tetap merupakan sel tunggal yang dapat hidup
mandiri bahkan saat terpisah dari koloninya.
Alat gerak
§
Atrik,
tidak mempunyai flagel.
§
Monotrik,
mempunyai satu flagel pada salah satu ujungnya.
§
Lofotrik,
mempunyai sejumlah flagel pada salah satu ujungnya.
§
Amfitrik,
mempunyai satu flagel pada kedua ujungnya.
§
Peritrik,
mempunyai flagel pada seluruh permukaan tubuhnya.
Habitat
Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus,
yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan
perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam
organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang
mendiami muka bumi ini adalah 5x1030. Bakteri dapat ditemukan
di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan yang
jumlah selnya 10 kali lipat lebih banyak dari jumlah total sel tubuh
manusia. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi
kondisi tubuh manusia.
Terdapat beragam jenis bakteri
yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus
besar, diantaranya adalah bakteri asam laktat dan
kelompok enterobacter . Contoh
bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus
acidophilus. Di samping itu, terdapat
pula kelompok bakteri lain, yaitu probiotik,
yang bersifat menguntungkan karena dapat menunjang kesehatan dan
bahkan mampu mencegah terbentuknyakanker usus besar. Selain
di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut,
dan kaki manusia. Di
dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan
nama metilotrof,
yaitu kelompok bakteri yang mampu menggunakan senyawakarbon tunggal untuk menyokong pertumbuhannya. Di
dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang
berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia.
Beberapa kelompok mikroorganisme
ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk
hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi,
mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Sebagai contoh, Thermus
aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup
pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Tidak
hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada
lingkungan dengan suhu yang sangat dingin. Pseudomonas extremaustralis ditemukan
pada Antartika dengan
suhu di bawah 0 oC. Di samping pengaruh ekstrim temperatur,
bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak
memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus
sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada
kondisi garam (NaCl)
yang sangat tinggi (15-30%). Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang
mampu hidup pada kadar gula tinggi
(kelompok osmofil),
kadar air rendah
(kelompok xerofil),
derajat keasaman pH sangat
tinggi, dan rendah.
Pengaruh lingkungan
terhadap bakteri
Kondisi lingkungan yang mendukung
dapat memacu pertumbuhan dan reproduksi bakteri. Faktor-faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi bakteri adalahsuhu, kelembapan,
dan cahaya. Secara
umum, terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pengamatan
sel bakteri terhadap berbagai parameter tersebut, sepertimikroskop optikal, mikroskop elektron,
dan atomic force
microscope (AFM).
Suhu
Suhu berperan penting dalam mengatur jalannya reaksi metabolisme bagi semua makhluk hidup. Khususnya
bagi bakteri, suhu lingkungan yang berada lebih tinggi dari suhu yang dapat
ditoleransi akan menyebabkan denaturasi protein dan komponen sel esensial lainnya sehingga sel akan mati. Demikian pula bila suhu lingkungannya
berada di bawah batas toleransi, membransitoplasma tidak akan berwujud cair sehingga transportasi nutrisi akan terhambat dan proses kehidupan sel akan terhenti. Berdasarkan kisaran suhu aktivitasnya,
bakteri dibagi menjadi 4 golongan:
§ Bakteri psikrofil, yaitu bakteri yang
hidup pada daerah suhu antara 0°– 30 °C, dengan suhu optimum 15 °C.
§ Bakteri mesofil, yaitu bakteri yang
hidup di daerah suhu antara 15° – 55 °C, dengan suhu optimum 25° –
40 °C.
§ Bakteri termofil, yaitu bakteri yang
dapat hidup di daerah suhu tinggi antara 40° – 75 °C, dengan suhu optimum
50 - 65 °C
§ Bakteri hipertermofil, yaitu bakteri
yang hidup pada kisaran suhu 65 - 114 °C, dengan suhu optimum 88 °C.
Kelembaban relatif
Pada umumnya bakteri memerlukan kelembaban relatif (relative humidity,
RH) yang cukup tinggi, kira-kira 85%. Kelembaban
relatif dapat didefinisikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Pengurangan kadar air dari protoplasma menyebabkan kegiatan metabolisme terhenti, misalnya pada proses pembekuan dan pengeringan. Sebagai contoh, bakteri Escherichia coliakan mengalami penurunan
daya tahan dan elastisitas dinding selnya saat RH lingkungan kurang dari 84%. Bakteri gram positif cenderung hidup
pada kelembaban udara yang lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri gram
negatif terkait dengan perubahan struktur membran selnya yang mengandung lipid bilayer.
Cahaya
Cahaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri. Secara umum, bakteri dan
mikroorganisme lainnya dapat hidup dengan baik pada paparan cahaya normal. Akan tetapi, paparan cahaya dengan
intensitas sinar ultraviolet (UV) tinggi dapat berakibat fatal bagi pertumbuhan bakteri. Teknik
penggunaan sinar UV, sinar x, dan sinar gamma untuk mensterilkan suatu lingkungan dari bakteri dan
mikroorganisme lainnya dikenal dengan teknikiradiasi yang mulai berkembang
sejak awal abad ke-20.. Metode ini telah diaplikasikan secara luas untuk
berbagai keperluan, terutama pada sterilisasi makanan untuk meningkatkan masa
simpan dan daya tahan. Beberapa
contoh bakteri patogen yang mampu dihambat ataupun dihilangkan antara lainEscherichia
coli 0157:H7 and Salmonella.
Radiasi
Radiasi pada kekuatan tertentu dapat menyebabkan kelainan dan bahkan dapat
bersifat letal bagi makhluk hidup, terutama bakteri. Sebagai contoh padamanusia, radiasi dapat
menyebabkan penyakit hati akut, katarak, hipertensi, dan bahkan kanker. Akan
tetapi, terdapat kelompok bakteri tertentu yang mampu bertahan dari paparan
radiasi yang sangat tinggi, bahkan ratusan kali lebih besar dari daya tahan
manusia tehadap radiasi, yaitu kelompok Deinococcaceae. Sebagai perbandingan, manusia pada
umumnya tidak dapat bertahan pada paparan radiasi lebih dari 10 Gray (Gy, 1 Gy = 100 rad),
sedangkan bakteri yang termasuk dalam kelompok ini dapat bertahan hingga 5.000
Gy.
Pada umumnya, paparan energi radiasi dapat
menyebabkan mutasi gen dan putusnya rantai DNA. Apabila
terjadi pada intensitas yang tinggi, bakteri dapat mengalami kematian. Deinococcus radiodurans memiliki kemampuan untuk bertahan terhadap mekanisme perusakan materi genetik tersebut melalui sistem adaptasi dan adanya proses perbaikan rantai DNA yang sangat efisien.
Peranan
Bidang lingkungan
Keanekaragaman bakteri dan jalur
metabolismenya menyebabkan bakteri memiliki peranan yang besar bagi lingkungan. Sebagai contoh, bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau
hewan yang telah mati dan sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2,
gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Contoh bakteri saprofit antara lain Proteus dan Clostridium. Tidak hanya
berperan sebagai pengurai senyawa organik, beberapa kelompok bakteri saprofit
juga merupakanpatogen oportunis.
Kelompok bakteri lainnya berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi. Bakteri
nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa nitrat dari
senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat
kemolitotrof. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi
amonia (NH4) menjadi nitrit (NO2-)) dan
nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat (NO3)). Dalam
bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa
yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah
reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi
sendiri merupakan reduksi anaerobik senyawanitrat menjadi nitrogen bebas (N2)
yang lebih mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri yang mampu melakukan
metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri, Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu, reaksi ini juga
menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat
berperan penting bagi hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan
dalam fenomena hujan asam dan rusaknya ozon. Senyawa
N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan selanjutnya bereaksi
dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke bumi dalam bentuk
hujan asam (HNO2).
Di bidang pertanian dikenal adanya suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah. Kelompok
bakteri ini dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri nitrogen. Bakteri nitrogen adalah
kelompok bakteri yang mampu mengikat nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi
senyawa amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-)
oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan
tanaman kacang-kacangan dan polong untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak
dapat digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme. Secara umum, kelompok bakteri ini
dikenal dengan istilah rhizobia,
termasuk di dalamnya genus bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup
bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar
membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
Bidang pangan
Terdapat beberapa kelompok bakteri yang mampu
melakukan proses fermentasi dan hal ini telah banyak diterapkan pada pengolahan berbagi jenis makanan. Bahan pangan yang telah difermentasi pada umumnya akan memiliki masa simpan
yang lebih lama, juga dapat meningkatkan atau bahkan memberikan cita rasa baru dan unik pada makanan tersebut. Beberapa makanan hasil fermentasi dan
mikroorganisme yang berperan:
No.
|
Nama produk atau makanan
|
Bahan baku
|
Bakteri yang berperan
|
1.
|
Yoghurt
|
susu
|
|
2.
|
Mentega
|
susu
|
|
3.
|
Terasi
|
ikan
|
|
4.
|
Asinan
buah-buahan
|
buah-buahan
|
|
5.
|
Sosis
|
daging
|
|
6.
|
Kefir
|
susu
|
Beberapa spesies bakteri pengurai dan patogen
dapat tumbuh di dalam makanan. Kelompok
bakteri ini mampu memetabolisme berbagai komponen di dalam makanan dan kemudian
menghasilkan metabolit sampingan yang bersifat racun. Clostridium botulinum, menghasilkan racun botulinin, seringkali terdapat pada makanan kalengan dan kini senyawa
tersebut dipakai sebagai bahan dasar botox. Beberapa
contoh bakteri perusak makanan:
§ Burkholderia gladioli (sin. Pseudomonas cocovenenans),
menghasilkan asam bongkrek, terdapat pada tempe bongkrek
Bidang kesehatan
Tidak hanya di bidang lingkungan dan pangan,
bakteri juga dapat memberikan manfaat dibidang kesehatan. Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai
daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain dan senyawa ini banyak
digunakan dalam menyembuhkan suatu penyakit. Beberapa bakteri yang menghasilkan
antibiotik adalah:
Terlepas dari peranannya dalam menghasilkan
antibiotik, banyak jenis bakteri yang justru bersifat patogen. Pada manusia, beberapa jenis bakteri
yang sering kali menjadi agen penyebab penyakit adalah Salmonella enterica subspesies I serovar Typhi yang menyebabkan penyakit tifus, Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan penyakit TBC, dan Clostridium tetani yang menyebabkan penyakit tetanus. Bakteri patogen juga dapat menyerang
hewan ternak, seperti Brucella abortus yang menyebabkan brucellosis pada sapi dan Bacillus anthracis yang menyebabkan antraks. Untuk infeksi pada tanaman yang umum
dikenal adalah Xanthomonas oryzae yang menyerang pucuk batang padi dan Erwinia amylovora yang menyebabkan busuk pada buah-buahan.
Dekomposisi
Proses degradasi jasad makhluk hidup dilakukan oleh banyak organisme, salah satunya
adalah bakteri. Beberapa jenis bakteri, terutama bakteri heterotrof, mampu mendegradasi
senyawa organik dan menggunakannya untuk menunjang pertumbuhannya. Proses dekomposisi ini dibantu oleh
beberapa jenisenzim untuk memecah makromolekul, seperti karbohidrat, protein, dan lemak, untuk dipecah menjadi senyawa yang lebih
sederhana. Sebagai contoh, enzim protease digunakan untuk memecah protein menjadi senyawa lebih sederhana,
seperti asam amino. Proses dekomposisi ini juga berperan
dalam pengembalian unsur-unsur, terutama karbon dan nitrogen, ke alam untuk masuk ke
dalam siklus lagi.
Dekomposisi jasad makhluk hidup dimulai oleh
bakteri yang hidup di dalam tubuh manusia, dimulai dari jaringan-jaringan otot. Proses ini dipercepat saat tubuh telah
dikuburkan. Reaksi pertama dalam dekomposisi ini adalah hidrolisis protein oleh protease membentuk asam amino. Selanjutnya, asam amino akan diubah
menjadi asam asetat, gas hidrogen, gas nitrogen, dan karbon dioksida sehingga pH lingkungan akan turun menjadi 4-5. Reaksi ini dilakukan oleh bakteri acetogen. Pada tahap akhir, semua senyawa tersebut diubah menjadi gas metana oleh metanogen.
0 komentar:
Posting Komentar